Saturday 8 September 2018

Tentang Chatting yang Tidak Dibaca

Jika kalian mengirim pesan atau chat tetapi tidak dijawab atau bahkan tidak dibaca berarti itulah jawabannya. Jadi gue mau bahas tentang chat yang nggak dibalas atau lebih ke chat yang sama sekali nggak dibaca. Kita semua tahu kalau fasilitas pengiriman pesan jaman sekarang ada banyak macamnya. Coba bandingkan jaman dulu orang mau ngash kabar harus pakai telegram pakai sandi morse yang karakternya terbatas (bukan telegram yang sekarang jadi aplikasi ya) atau kirim surat lewat pos kalau nggak antri buat telpon di wartel (warung telepon) yang sekarang keberadaannya sudah tidak ada. Itu semua dilakukan hanya karena ingin memberikan kabar kepada seseorang, keluarga atau kerabat dekat yang terpisah jarak.


Jaman sekarang lebih gampang asal ada kuota internet sambil tiduran pegang smartphone bisa langsung ngirim pesan/chat via aplikasi ada BBM, Whatsapp, Telegram, LINE atau aplikasi sosial media yang juga bisa buat ngirim chat dan karakter yang dikirim pun tidak dibatasi bisa ngirim banyak bahkan kirim emot atau stiker pun bisa tidak seperti SMS yang kalau mau ngirim gambar yang lucu harus berusaha menyusun karakter/tanda baca sedemikian rupa sampai bisa jadi bentuk gambar.

Anak jaman sekarang mungkin nggak tau gimana susahnya nyusun karakter seperti ini, walau pun ini alay tapi ini pernah populer di jamannya.



Tapi semakin mudahnya kita mengirim pesan dengan fasilitas yang semakin canggih tidak kemudian membuat komunikasi berjalan baik seiring berkembangnya jaman. Permasalahannya adalah bagaimana seseorang itu dapat memanfaatkan fasilitas yang seharusnya bisa digunakan untuk membuat komunikasi menjadi semakin baik? Karena ada beberapa perilaku orang yang menurut gue kurang tepat dalam berkomunikasi atau dalam menanggapi chatting/pesan.

Kaya misalnya gini, kebetulan gue punya temen yang belum lama ini dia cerita kalau dia diminta jadi PIC suatu acara tapi selama dia jadi PIC dia merasa ada masalah sama salah satu temen yang jadi subordinate di timnya. Kemudian salah satu temennya itu susah dihubungi setiap di chat nggak pernah dibaca padahal orangnya ada, masih hidup dan dalam keadaan sehat artinya sama sekali nggak ada alasan buat dia nggak baca chat atau balas chat tetapi status chat di BBMnya tetap D selama berhari-hari. Buat gue oarng yang selalu menyimpan chat dalam keadaan nggak dibaca dala waktu yang lama itu aneh gaes. Buat apa coba nggak dibaca? Tapi tetap disimpan dan nggak dihapus atau di clear chat. Pernah juga gue lihat ada temen cewek gue waktu itu dia buka aplikasi Instagramnya di pojok kanan atas ada notifikasi DM dan masih belum dibuka dia cuma scroll dari notification bar dan baca sekilas isi DMnya kemudian dia tutup lagi. Dan gue sempet nanya, meskipun nggak ada jawabannya juga.

“Ehh itu ada notif DM kok nggak dibaca?” Tanya gue terlepas dari ketidak tahuan gue entah itu DM dari mantannya, temennya, gebetannya atau pacarnya.

“Hmm biarin aja deh.”

“Lohh kenapa nggak dibaca?”

“Ya nggak apa-apa.”

Mungkin gue terlalu ingin tahu alasannya bukan ingin tahu dari siapa, tapi tetep nggak ada jawabannya. Dan satu lagi gue pernah PDKT sama seorang cewek, gue chat dia lewat BBM dengan status chatnya yang juga sama D bener-bener nggak dibaca atau kalau gue boleh bilang nggak dibuka, karena nggak mungkin sama sekali nggak dibaca paling nggak dia sempet baca sebagian isi chatnya di saat keluar notifikasi chat masuk di notification bar. Beberapa minggu kemudian gue chat lagi dan chat yang terakhir baru dibaca, karena gue juga masih nyimpen history chat yang minggu sebelumnya jadi gue juga bisa lihat status chatnya berubah jadi R itu artinya dia juga masih nyimpen history chatnya. Terus kenapa selama ini nggak dibaca? Sedangkan kalaupun misalnya dia nggak bales juga gue nggak bakal dendam, marah, ngamuk atau guling-guling di jalan. Seolah-olah mereka yang selalu mengabaikan chat ini beranggapan gini.

“Kalau gue baca terus nggak gue bales nanti dikira sombong.”

“Yaudah kalau gitu nggak gue baca aja deh.”

“Gue kan nggak baca chatnya jadi nggak perlu gue jawab.”

Atau mungkin ada yang beranggapan lain, tapi kalau menurut gue sih itu anggapan yang salah. Jadi itu malah seakan-akan dia berusaha membodohi dirinya sendiri dengan harapan si pengirim akan beranggapan gini.

“Chat gue belum dibalas kenapa ya?”

“Ohh belum dibaca, mungkin dia belum buka notif di smartphonenya.”

Kalau ada yang beranggapan seperti ini, orang seperti itu terlalu bodoh hidup di jaman milenial. Karena nggak akan mungkin orang akan melewatkan notifikasi kecuali dia dalam keadaan yang urgent banget misal lagi bawa motor, lagi sakit atau ada hal yang membuat dia nggak bisa pegang smartphone. Tapi kalau menurut gue hal itu nggak akan terjadi dalam waktu yang lama soalnya orang jaman sekarang nggak bakal bisa hidup kalau nggak pegang smartphone, kadang orang yang lagi bawa motor/mobil aja masih nekat sambil pegang smartphone/balas chat. Orang itu pasti akan selalu menyempatkan membuka smartphonenya bahkan dalam keadaan yang seharusnya dia nggak boleh menggunakan smartphone. Banyak kasusnya misalnya seperti yang tadi sudah dibahas sedang di jalan bawa motor sambil membalas chat, di dalam pesawat atau sedang mengisi bahan bakar di SPBU. Dalam keadaan atau di tempat yang itu membahayakan diri mereka bahkan juga orang lain, mereka masih tetap tidak mau berpisah dengan smartphonenya. Sekarang balik lagi ke kasus chat yang nggak dibaca tadi, apa kira-kira masih mungkin orang akan mengabaikan notofikasi di smartphonenya? Gue rasa sih nggak mungkin. Dan dari sisi pengirim juga nggak mungkin terlalu bodoh untuk dibodohi kalau chatnya belum dibaca. Paling tidak si penerima baca sekilas isi chatnya atau tahu ada chat masuk lewat notification bar atau lewat pop-up kalau aplikasi chatnya di setting pop-up.


Lalu kenapa masih tidak dibaca? Apa sebenarnya yang menjadi masalah? Salah satu jawabannya itu karena orang yang tidak mau membuka chat atau pesan di smartphonenya itu biasanya adalah orang-orang yang takut menghadapi masalah. Mereka nggak berani bilang kalau mereka nggak mau balas chatnya, mereka nggak berani bilang kalau mereka nggak suka diajak ngobrol/chatting atau mereka takut dianggap jutek, sombong karena sudah terlanjur dibaca tapi tidak membalas chat atau mungkin ada ketakutan yang lain. Dan pada akhirnya mereka menjawab chat tersebut dengan cara tidak membalasnya dan itulah jawabannya, di jaman modern dengan banyaknya fasilitas aplikasi chatting pada akhirnya mereka hanya membalas dengan isyarat. Biasanya perilaku seperti ini didominasi oleh perempuan. Betapa tidak bergunanya aplikasi chatting yang sudah dikembangkan para developer aplikasi. Ini lah salah satu bentuk kegagalan berkomunikasi dimana orang tidak bisa benar-benar frankly atau berterus terang pada lawan bicaranya, mungkin juga ini adalah cara mereka untuk menjaga perasaan lawan bicaranya tapi kalau menurut gue ini cara yang kurang tepat.
or it’s also an answer

 
Tapi di cerita lain gue juga punya temen yang fast respon kaya CS Online Shop kalau di chat, jadi kalau di Whatsappnya online dia pasti langsung balas chat yang gue kirim dan status onlinenya berubah jadi typing. Meskipun dia juga pernah nggak bales chat dari gue jadi dia cuma baca aja waktu status Whatsappnya masih online kemudian nggak berubah menjadi typing karena langsung dia tutup. Tapi gue nggak apa-apa yang penting pesan gue sudah dibaca, dia sudah tau apa yang ingin gue sampaikan. Dan dia nggak takut gue bilang sombong karena nggak bales chat gue dan gue sendiri juga nggak bakal bilang dia sombong justru gue sudah merasa cukup dihargai dengan dia baca chat gue karena chat gue juga nggak berisi pertanyaan yang harus dijawab. Walaupun gue tahu chat gue dibaca hanya saat status Whatsappnya online karena dia menon-aktifkan fitur Last seen dan Read receiptsnya, tapi itu nggak masalah karena setiap orang punya hak buat setting smartphonenya sesuai yang mereka inginkan. Gue sendiri menon-aktifkan fitur PING! di aplikasi BBM karena menurut gue fitur itu kurang fungsional.


Kurang lebih itu menurut gue, jadi setidaknya baca lah pesan masuk yang ada di smartphone karena tujuan dari si pengirim adalah menyampaikan pesan tidak selalu meminta balasan (walaupun kebanyakan menginginkan balasan juga) dan tidak ada yang perlu ditakuti dengan membacanya, menurut gue sih. Tapi mungkin ada juga yang punya pendapat lain, segini dulu share dari gue kalau ada yang salah atau kurang berkenan dibaca gue minta maaf, gue cowok dan cowok selalu salah karena yang selalu benar adalah cewek. Thanks by the way.

No comments: