Wednesday 17 March 2010

ngepit menuju tugu lilin


Malem-malem sekitar jam 21.00 aku, Elsa, Satria naik sepeda ke rumah Wildan di Jalan Kranji depan SMA N 1 Cilacap. Sampai disana,
“Wil... Wildan... keluar Wil..” teriak Elsa.
Wildan pun keluar dengan tas punggungnya yang di isi handphone dan air mineral dan tidak lupa mengeluarkan sepeda unitednya. Kita berencana untuk pergi bersepeda menuju tugu lilin di Gumilir, Cilacap.
Sebelum berangkat Wildan membeli biskuit oreo di warung depan rumahnya dan kita memakannya bersama-sama lalu langsung berangkat lewat Jalan MT Haryono dan melewati area Pengilangan Minyak Pertamina UP IV. Kita terus berjalan, di tengah jalan saat melintasi SPBU kita berempat masuk dan melewatinya secara sepontan (aneh naik sepeda kok masuk SPBU kalo mau ngisi bensin kan nggak mungkin). Dan sampai di pertigaan kita belok kanan lewat Jalan Thamrin.
Di Jalan Thamrin suasananya sangat sunyi hanya terdengar suara jangkrik, penerangan jalannya pun hanya dari lampu-lampu rumah penduduk sekitar. Tiba-tiba ditengah jalan suasanya berubah menjadi benar-benar sunyi sudah tidak ada lampu penerang jalan, rumah-rumah penduduk pun makin jarang di kanan kiri jalan hanya terlihat kebun yang kosong dan benar-benar gelap parahnya sepeda yang kita pakai berempat tidak ada satupun yang dilengakapi dengan lampu dan kita hanya mengandalkan cahaya dari bintang yang bersinar. Kita semua terdiam sambil terus melintasi jalan yang sangat sepi tidak ada orang lain yang melintasi jalan itu kecuali kita berempat. Dan puncaknya aku merasa bosan dengan keadaan yang sepi tanpa suaran lalu
“hey,,, (dengan nada keras) coba bayangin kalo tiba-tiba di depan kita ada pocong” kataku.
“hhuuaaaaa......!!!!” teriak Elsa, Satria dan Wildan.
Mereka bertiga langsung mengayuh sepedanya lebih kencang lagi sampai aku tertinggal jauh karena posisiku paling belakang. Ketika berusaha keluar dari Jalan Thamrin yang gelap tiba-tiba rantai sepeda yang Elsa pakai lepas karena gugup saat memindah gear rantai untuk mempercepat laju sepedanya. Lalu kita berhenti di sebuah bengkel yang sudah tutup waktu itu. Kita beristirahat sambil memperbaiki rantai sepeda. Setelah sepeda jadi kita lenjut ke perjalanan, lalu kita sampai di Polres Cilacap di sana terlihat sangat sepi dan tidak ada polisi lalu tanpa basa-basi kita berempat masuk dan menuju tempat yang digunakan untuk ujian tes riding SIM C saat hampir keluar dari polres tiba-tiba ada seorang polisi keluar dari pintu dan.
“hey,,,!” teriak seorang polisi.
“haaaaa,,,!!!” kita semua berteriak dan langsung meninggalkan polres.
Kita mengayuh sepeda dengan kencang karena takut dikejar oleh polisi, padahal kita tidak melakukan apa-apa hanya masuk ke tempat ujian tes riding SIM tanpa ijin, tapi nggak ada waktu buat nego sama polisi.

Setelah keluar dari polres kita lanjut melewati Jalan Perintis Kemerdekaan. Di Jalan perintis kemerdekaan kita mampir ke rumah Nabiel, ketua kelas di XII IPA 2. Sebenernya rada nggak enak bertamu malem-malem, tapi ya udah lah ngikut aja. Ngobrol-ngobrol dulu makan snack sambil minum dan makin parah karena nggak tau malu minumnya minta nambah.
(foto ini diambil di Jalan Perintis Kemerdekaan di depan rumah Nabiel yang ngambil
gambarnya juga Nabiel)
(yang ini jg, nah yg paling kiri pake baju merah tu yg paling cakep lol terus ke kanan ada
Satria, Elsa yang terakhir Wildan)


(yang ni di lampu merah pertigaan Gumilir)
Nah udah ilang capeknya trus lanjut lagi ke perjalan. Dan sampailah kita di pertigaan Gumilir, Cilacap. Belok kiri ada pintu perlintasan rel kereta dan di sana kita mampir ke pos penjaga pintu perlintasan rel dan ngobrol dikit sama bapak penjaga pintu itu dan di jelasin gimana caranya nutup jalan kalo ada kereta lewat, nah yang suka nrobos pintu perlintasan kereta jangan lagi yah kasian kan Bapak penjaga pintunya jadi bingung kalo mau nutup pintunya padahal kereta mau lewat.

(ini foto di pos penjaga pintu perlintasan kereta)

Dari pos pintu perlintasan kita lanjut ke Stasiun Kereta Gumilir tapi Cuma lewat nggak mampir. Trus balik lagi ke pertigaan, nah sebelum ke Tugu Lilin kita mampir ke Pos Polisi Gumilir yang ada di pertigaan disana ada dua Polisi yang baru slese tugas sebenernya kita mau nanya-nanya banyak dan pertanyaan pertama,
“Pak hari ini (sensor)?” tanya Satria dengan nada datar maaf pertanyaannya nggak bisa disebutin takut ada polisi yang baca.
“hah..?” ucap salah seorang polisi tak menanggapi pertanyaan, sambil mengunci pintu pos
“Pak pelangaran yang paling sering apa Pak? Boleh minta fotonya Pak? Tanya lagi
“ah.. besok saja sudah malam” jawabnya tanpa memandang wajah kita dan meninggalkan pos begitu saja. Sebenernya kita sedikit kecewa tapi ya sudah lah. Dan akhirnya kita naik ke tugu lilin pertamina tapi sebelum itu kita muter-muter di tugu (nggak jelas sih kayak org aneh).

nah inilah tugu lilin Pertamina Cilacap dengan logo pertamina yang lama

Tuesday 9 March 2010

Jomblo atau Punya Pacar

Hoy.. hoy..hoy.. Udah deh biasa aja ngga usah ngumbar alesan, cewek atau cowok jomblo ternyata juga bisa pamer dengan kejombloanya. Mereka orang-orang yang jomblo biasanya selalu bilang kalo “jomblo tuh lebih enak”, “jadi jomblo tuh lebih ngirit uang saku”, “ngga ribet ngurusin pacar”, “jadi jomblo tuh bebas ngga terikat hubungan”, dan lain-lain pokoknya banyak deh. Aku sering baca kalimat-kalimat kaya ginian di status facebook. Ngga tau maksudnya apaan, mungkin orang yang nulis kalimat-kalimat itu bertujuan untuk mereka yang pacaran biar putus aja atau mungkin ingin menyadarkan kalo pacaran itu dilarang agama, atauuu sebagai pelarian karena yang nulis ngga punya pacar hehehee (yang nulis maksudnya aku juga ngga punya hehee:), aku belum tau secara pasti tujuan dari orang-orang yang nulis kalimat itu mungkin juga yang nulis baru aja putus sama pacarnya dan nulis kalimat-kalimat seperti itu untuk menghibur diri.

Tapi mereka yang pro jomblo seolah bangga dengan kejombloanya dengan nulis kalimat itu dan menganggap mereka yang pacaran itu telah melakukan tindakan yang bodoh. Tapi buat mereka yang pacaran dan mengetahui kalimat-kalimat yang ditulis para jomblo pasti akan bilang “aahh... alesan aja bilang aja iri ngejomblo ngga punya pacar” dan bagi mereka yang berpacaran juga akan membela diri dengan mengatakan “pacaran tuh lebih enak jadi ada yang perhatiin, ada yang slalu ngingetin, ada yang slalu suport dan kasih semangat” dan lain-lain. Lalu bagaimana baiknya berpacaran atau tetap jomblo?

Masing-masing orang punya pilihannya sendiri, punya tujuan hidup yang berbeda-beda dan punya rencana yang berbeda untuk hidupnya jadi tetaplah pada pilihanmu sendiri dan jangan menganggap pilihanmu yang paling baik karena itu bisa menyakiti perasaan orang lain. Tapi bukan berarti itu merestui sesuatu tindakan dalam tanda kutip aku ngga bisa jelasin lagi. Tanya lah pada hati nurani karena setiap manusia terlahir dengan hati yang bersih dan semua orang itu baik, tapi kebaikan itu hanya tertutupi. Yang ada di sini hanya sekedar tulisan dan ngga bermaksud apa-apa.


racht

Tuesday 2 March 2010

birthday IV


Terukur waktu setiap hela nafas

Teringat usiaku setiap darah yang mengalir deras

Menuntutku tuk slalu bekerja keras

Karena jalanku sangat terbatas


Ku rangkai asa dengan satu harapan

Kedua orang tua ku jadi satu acuan

Tuk jalani hidup sebagai pedoman

Mereka yang ajari ku kehidupan

Yang tak pernah tertulis di buku panduan


Selama hidup masih berjalan

Tak ada alasan tuk dikeluhkan

Berusaha tuk perbaiki kesalahan

Sebelum awan jingga menjelang

Di hari lahirku yang kini terulang


racht