Sunday, 30 September 2018

Belum Move On? 5 Hal Ini Yang Membuat Sulit Move On

Belum move on? Beberapa orang sedikit kesulitan untuk move on, move on yang berati untuk melupakan masa lalunya. Kenapa kebanyakan orang nggak bisa move on? Apa yang membuat orang nggak bisa move on? Tolak ukur apa yang bisa dijadikan acuan seseorang itu sudah move on atau belum? Mungkin masing-masing orang bakal punya jawaban yang berbeda.



Masa lalu, hal yang identik dengan kenangan di kehidupan sebelumnya dan beberapa orang ingin melupakannya. Kenapa? Mungkin karena kenangan itu adalah kenangan yang kurang menyenangkan. Padahal seharusnya setiap momen yang pernah kita habiskan kalau itu bersama seseorang yang pernah dekat dengan kita bisa menjadi momen yang membahagiakan selama tidak ada hal-hal yang menimbulkan trauma tentunya.

"Karena yang seharusnya dikenang adalah hal-hal yang dulunya pernah menimbulkan perasaan senang, bukan hal-hal yang membuat sudut kelopak mata berkumpul air mata yang menggenang"

Nah masa lalu yang bisa dikenang itu bermacam-macam, misalnya masa lalu tentang keluarga waktu masih kecil, masa lalu sama temen main waktu masih kecil atau masa lalu bersama kekasih hati yang dulu "pernah dekat". Ini nih yang terakhir yang biasanya bikin orang nggak mau inget masa lalunya atau enggan buat mengenang tentang itu.

Apa yang menyebabkan orang enggan untuk mengenang masa lalunya? Dan cenderung ingin melupakan masa lalu tersebut. Sebagian besar jawabannya adalah karena kisah itu sudah berakhir dan tidak ingin diungkit lagi, bener sih. Tapi kadang ada hal yang susah buat kita lupakan meskipun kita tidak berusaha untuk mengingat atau mengenangnya, misalnya yang di bawah ini



1.Sulit Melupakan Kebiasaan

Memang susah menghapus atau melupakan perasaan tapi lebih susah lagi melupakan kebiasaan. Karena hal-hal yang sering dilakukan bersama yang akhirnya menjadi rutinitas biasanya akan menjadi kebiasaan yang sulit dirubah. Dulu waktu gue masih deket-deketnya sama cewek yang gue taksir, kami sering melakukan komunikasi lewat telpon karena gue lebih suka ngomong dari pada ngetik via chat. Sampai akhirnya suatu hari waktu gue masih kerja(belum jadi pengangguran) setelah pulang dari kantor gue mampir ke konter HP dan membeli pulsa tanpa gue sadar. Sesampainya di kost gue baru sadar buat apa gue beli pulsa kalau orang yang biasanya gue telpon sekarang udah bukan siapa-siapa gue, nggak lebih dari temen biasa yang sebelumnya pernah dekat. Akhirnya pulsa yang terlanjur gue beli gue jual lagi. -_-

 
2. Kehilangan Bayangan Tentang Masa Depan

Sebagian orang berpikir terlalu jauh ketika mereka menjalin sebuah hubungan, termasuk gue. Selama menjalin hubungan dekat dengan seseorang terkadang gue memikirkan tentang rencana atau lebih tepatnya berkhayal tentang masa depan dan membicarakan tentang masa depan bersama pasangan dan itu biasanya akan menjadi hal yang paling membekas nantinya. Gue punya hobi desain grafis, gue suka gambar walaupun gue sebenernya nggak pernah bisa gambar secara manual. Suatu hari gue bikin desain tentang interior rumah. Awalnya gue cuma membayangkan tentang desainnya kemudian gue bikin desain dinding rumah yang dihias mural dan typografi bertuliskan nama dari orang yang spesial, kemudian gue save di suatu folder yang gue kunci. Sampai suatu hari ketika datang waktu perpisahan dan hubungan yang gue jalin berubah jadi udahan, gue nggak sengaja nemuin lagi folder yang pernah gue kunci itu. Pas gue buka lagi hati gue berasa kram, akhirnya gue hapus folder berisi tentang desain untuk masa depan itu. Gue tekan deletenya sambil tutup mata karena nggak tega waktu mau hapus. Pas gue buka mata gue nangis sambil teriak karena gue baru sadar tangan kiri gue bekas pegang cabe dan kena sambel pas gue pake buat nutupin mata.
 

3. Teringat Tempat Yang Berkesan

Setiap orang pasti memiliki tempat yang berkesan, tempat yang menyimpan kenangan yang bisa mengingatkan akan sesuatu atau seseorang. Biasanya seseorang akan mengajak ke suatu tempat yang indah, tempat yang menarik, tempat yang menyenangkan bersama orang yang spesial untuk menghabiskan waktu bersama. Dan momen menghabiskan waktu bersama orang lain adalah hal yang tidak bisa digantikan, karena satu hal yang semua orang punya tetapi tidak semua orang bisa memberikan adalah waktu dan ketika waktu itu sudah diberikan maka tidak bisa dikembalikan lagi atau diganti. Ketika kita datangi kembali tempat yang sama di waktu yang berbeda dengan keadaan yang berbeda juga rasanya akan menjadi berbeda, meskipun kenangan yang teringat tetap tentang orang yang sama.
 

4. Hidup Menjadi Tidak Beraturan

Ada orang bilang kalau cewek patah hati dia bakal nangis, sedih murung berhari-hari tapi kalo cowok patah hati biasanya dia bakal jadi nakal, liar dan hidupnya nggak teratur. Entah benar atau nggak ungkapan itu, coba tanya orang lain yang patah hati. Tapi itu yang gue alami, beberapa hari gue bangun tidur kesiangan terus dan susah bangun pagi. Sebelumnya hidup gue teratur, gue selalu bangun pagi dan ngajak Diandra(masa lalu gue) sarapan, gue juga selalu ngerjain hal-hal yang seharusnya gue kerjain dengan tepat waktu karena ada orang yang selalu jadi alasan buat gue berusaha menjadi lebih baik dan nggak bermalas-malasan. Dan sekarang gue harus menemukan alasan itu dalam diri gue sendiri, demi diri gue sendiri.
 

5. Cenderung Membandingkan Dengan Orang Lain

Setiap orang punya cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Ada yang mungkin terbiasa dengan obrolan yang singkat, ada yang suka obrolan serius, ada juga mungkin yang ngobrol seperlunya aja tanpa basa-basi. Kadang gue suka membandingkan cara berkomunikasi orang lain yang gue kenal dengan masa lalu gue. Dan memang berbeda, memang akan lebih nyaman ketika kita bercerita atau ngobrol dengan orang yang sudah terbiasa dengan cara kita berbicara atau berkomunikasi. Karena penyampaian atau delivery setiap orang ketika berbicara akan terdengar berbeda. Untuk bisa move on kita nggak bisa menuntut orang lain atau orang baru bersikap sama seperti masa lalu kita dan itu akan menyakitkan, karena setiap orang tidak suka dibanding-bandingkan.

Ada kalimat perpisahan sebelum gue mengakhiri masa lalu gue dulu, kalimatnya gini. “Akan selalu ada yang lebih baik(cantik/tampan) dari aku, tapi tak akan ada yang sama. Karena tak ada yang bisa mencintaimu dengan cara ku.” Jadi jangan sampai karena kita masih membandingkan dan mengharapkan orang yang sama seperti orang yang ada di masa lalu kemudian kita tidak bisa move on. Karena move on itu bukan tentang melupakan tetapi mengikhlaskan yang dulu pernah ada dan membiasakan dengan keadaan baru yang sekarang dijalani. Kira-kira itu sih yang gue rasain, mungkin berbeda dengan orang lain. Itu dulu dari gue, terimakasih kalau udah baca..bye..

Saturday, 8 September 2018

Tentang Chatting yang Tidak Dibaca

Jika kalian mengirim pesan atau chat tetapi tidak dijawab atau bahkan tidak dibaca berarti itulah jawabannya. Jadi gue mau bahas tentang chat yang nggak dibalas atau lebih ke chat yang sama sekali nggak dibaca. Kita semua tahu kalau fasilitas pengiriman pesan jaman sekarang ada banyak macamnya. Coba bandingkan jaman dulu orang mau ngash kabar harus pakai telegram pakai sandi morse yang karakternya terbatas (bukan telegram yang sekarang jadi aplikasi ya) atau kirim surat lewat pos kalau nggak antri buat telpon di wartel (warung telepon) yang sekarang keberadaannya sudah tidak ada. Itu semua dilakukan hanya karena ingin memberikan kabar kepada seseorang, keluarga atau kerabat dekat yang terpisah jarak.


Jaman sekarang lebih gampang asal ada kuota internet sambil tiduran pegang smartphone bisa langsung ngirim pesan/chat via aplikasi ada BBM, Whatsapp, Telegram, LINE atau aplikasi sosial media yang juga bisa buat ngirim chat dan karakter yang dikirim pun tidak dibatasi bisa ngirim banyak bahkan kirim emot atau stiker pun bisa tidak seperti SMS yang kalau mau ngirim gambar yang lucu harus berusaha menyusun karakter/tanda baca sedemikian rupa sampai bisa jadi bentuk gambar.

Anak jaman sekarang mungkin nggak tau gimana susahnya nyusun karakter seperti ini, walau pun ini alay tapi ini pernah populer di jamannya.



Tapi semakin mudahnya kita mengirim pesan dengan fasilitas yang semakin canggih tidak kemudian membuat komunikasi berjalan baik seiring berkembangnya jaman. Permasalahannya adalah bagaimana seseorang itu dapat memanfaatkan fasilitas yang seharusnya bisa digunakan untuk membuat komunikasi menjadi semakin baik? Karena ada beberapa perilaku orang yang menurut gue kurang tepat dalam berkomunikasi atau dalam menanggapi chatting/pesan.

Kaya misalnya gini, kebetulan gue punya temen yang belum lama ini dia cerita kalau dia diminta jadi PIC suatu acara tapi selama dia jadi PIC dia merasa ada masalah sama salah satu temen yang jadi subordinate di timnya. Kemudian salah satu temennya itu susah dihubungi setiap di chat nggak pernah dibaca padahal orangnya ada, masih hidup dan dalam keadaan sehat artinya sama sekali nggak ada alasan buat dia nggak baca chat atau balas chat tetapi status chat di BBMnya tetap D selama berhari-hari. Buat gue oarng yang selalu menyimpan chat dalam keadaan nggak dibaca dala waktu yang lama itu aneh gaes. Buat apa coba nggak dibaca? Tapi tetap disimpan dan nggak dihapus atau di clear chat. Pernah juga gue lihat ada temen cewek gue waktu itu dia buka aplikasi Instagramnya di pojok kanan atas ada notifikasi DM dan masih belum dibuka dia cuma scroll dari notification bar dan baca sekilas isi DMnya kemudian dia tutup lagi. Dan gue sempet nanya, meskipun nggak ada jawabannya juga.

“Ehh itu ada notif DM kok nggak dibaca?” Tanya gue terlepas dari ketidak tahuan gue entah itu DM dari mantannya, temennya, gebetannya atau pacarnya.

“Hmm biarin aja deh.”

“Lohh kenapa nggak dibaca?”

“Ya nggak apa-apa.”

Mungkin gue terlalu ingin tahu alasannya bukan ingin tahu dari siapa, tapi tetep nggak ada jawabannya. Dan satu lagi gue pernah PDKT sama seorang cewek, gue chat dia lewat BBM dengan status chatnya yang juga sama D bener-bener nggak dibaca atau kalau gue boleh bilang nggak dibuka, karena nggak mungkin sama sekali nggak dibaca paling nggak dia sempet baca sebagian isi chatnya di saat keluar notifikasi chat masuk di notification bar. Beberapa minggu kemudian gue chat lagi dan chat yang terakhir baru dibaca, karena gue juga masih nyimpen history chat yang minggu sebelumnya jadi gue juga bisa lihat status chatnya berubah jadi R itu artinya dia juga masih nyimpen history chatnya. Terus kenapa selama ini nggak dibaca? Sedangkan kalaupun misalnya dia nggak bales juga gue nggak bakal dendam, marah, ngamuk atau guling-guling di jalan. Seolah-olah mereka yang selalu mengabaikan chat ini beranggapan gini.

“Kalau gue baca terus nggak gue bales nanti dikira sombong.”

“Yaudah kalau gitu nggak gue baca aja deh.”

“Gue kan nggak baca chatnya jadi nggak perlu gue jawab.”

Atau mungkin ada yang beranggapan lain, tapi kalau menurut gue sih itu anggapan yang salah. Jadi itu malah seakan-akan dia berusaha membodohi dirinya sendiri dengan harapan si pengirim akan beranggapan gini.

“Chat gue belum dibalas kenapa ya?”

“Ohh belum dibaca, mungkin dia belum buka notif di smartphonenya.”

Kalau ada yang beranggapan seperti ini, orang seperti itu terlalu bodoh hidup di jaman milenial. Karena nggak akan mungkin orang akan melewatkan notifikasi kecuali dia dalam keadaan yang urgent banget misal lagi bawa motor, lagi sakit atau ada hal yang membuat dia nggak bisa pegang smartphone. Tapi kalau menurut gue hal itu nggak akan terjadi dalam waktu yang lama soalnya orang jaman sekarang nggak bakal bisa hidup kalau nggak pegang smartphone, kadang orang yang lagi bawa motor/mobil aja masih nekat sambil pegang smartphone/balas chat. Orang itu pasti akan selalu menyempatkan membuka smartphonenya bahkan dalam keadaan yang seharusnya dia nggak boleh menggunakan smartphone. Banyak kasusnya misalnya seperti yang tadi sudah dibahas sedang di jalan bawa motor sambil membalas chat, di dalam pesawat atau sedang mengisi bahan bakar di SPBU. Dalam keadaan atau di tempat yang itu membahayakan diri mereka bahkan juga orang lain, mereka masih tetap tidak mau berpisah dengan smartphonenya. Sekarang balik lagi ke kasus chat yang nggak dibaca tadi, apa kira-kira masih mungkin orang akan mengabaikan notofikasi di smartphonenya? Gue rasa sih nggak mungkin. Dan dari sisi pengirim juga nggak mungkin terlalu bodoh untuk dibodohi kalau chatnya belum dibaca. Paling tidak si penerima baca sekilas isi chatnya atau tahu ada chat masuk lewat notification bar atau lewat pop-up kalau aplikasi chatnya di setting pop-up.


Lalu kenapa masih tidak dibaca? Apa sebenarnya yang menjadi masalah? Salah satu jawabannya itu karena orang yang tidak mau membuka chat atau pesan di smartphonenya itu biasanya adalah orang-orang yang takut menghadapi masalah. Mereka nggak berani bilang kalau mereka nggak mau balas chatnya, mereka nggak berani bilang kalau mereka nggak suka diajak ngobrol/chatting atau mereka takut dianggap jutek, sombong karena sudah terlanjur dibaca tapi tidak membalas chat atau mungkin ada ketakutan yang lain. Dan pada akhirnya mereka menjawab chat tersebut dengan cara tidak membalasnya dan itulah jawabannya, di jaman modern dengan banyaknya fasilitas aplikasi chatting pada akhirnya mereka hanya membalas dengan isyarat. Biasanya perilaku seperti ini didominasi oleh perempuan. Betapa tidak bergunanya aplikasi chatting yang sudah dikembangkan para developer aplikasi. Ini lah salah satu bentuk kegagalan berkomunikasi dimana orang tidak bisa benar-benar frankly atau berterus terang pada lawan bicaranya, mungkin juga ini adalah cara mereka untuk menjaga perasaan lawan bicaranya tapi kalau menurut gue ini cara yang kurang tepat.
or it’s also an answer

 
Tapi di cerita lain gue juga punya temen yang fast respon kaya CS Online Shop kalau di chat, jadi kalau di Whatsappnya online dia pasti langsung balas chat yang gue kirim dan status onlinenya berubah jadi typing. Meskipun dia juga pernah nggak bales chat dari gue jadi dia cuma baca aja waktu status Whatsappnya masih online kemudian nggak berubah menjadi typing karena langsung dia tutup. Tapi gue nggak apa-apa yang penting pesan gue sudah dibaca, dia sudah tau apa yang ingin gue sampaikan. Dan dia nggak takut gue bilang sombong karena nggak bales chat gue dan gue sendiri juga nggak bakal bilang dia sombong justru gue sudah merasa cukup dihargai dengan dia baca chat gue karena chat gue juga nggak berisi pertanyaan yang harus dijawab. Walaupun gue tahu chat gue dibaca hanya saat status Whatsappnya online karena dia menon-aktifkan fitur Last seen dan Read receiptsnya, tapi itu nggak masalah karena setiap orang punya hak buat setting smartphonenya sesuai yang mereka inginkan. Gue sendiri menon-aktifkan fitur PING! di aplikasi BBM karena menurut gue fitur itu kurang fungsional.


Kurang lebih itu menurut gue, jadi setidaknya baca lah pesan masuk yang ada di smartphone karena tujuan dari si pengirim adalah menyampaikan pesan tidak selalu meminta balasan (walaupun kebanyakan menginginkan balasan juga) dan tidak ada yang perlu ditakuti dengan membacanya, menurut gue sih. Tapi mungkin ada juga yang punya pendapat lain, segini dulu share dari gue kalau ada yang salah atau kurang berkenan dibaca gue minta maaf, gue cowok dan cowok selalu salah karena yang selalu benar adalah cewek. Thanks by the way.

Friday, 7 September 2018

Real Lyfe, Selama Vakum Ngisi Blog

Hai gaes,
Rasanya gue bedosa banget buka blog ini dan nulis lagi. Jadi udah lama ini gue nggak pernah update blog ini dikarenakan gue (sok) sibuk dengan hal lain. Ceritanya gue ini lagi ngrasa hilang arah, setelah beberapa kali hati ini patah, lalu berusaha bangkit meski terengah-engah, ya pokoknya gitu lah. Intinya kalo dulu kan gue sering posting tulisan-tulisan yang random nggak jelas dan mulai postingan ini dipublish gue bakal lebih fokus buat makin random lagi postingnya. Ehe!



Dari dulu sebenernya kan gue pengen banget bisa nulis, tapi ternyata nulis itu tidak semudah membalikan telor dadar yang digoreng. Ada teknik untuk menulis yang baik dan enak dibaca, semua orang mungkin bisa nulis tapi nggak semua tulisan menarik untuk dibaca, iya nggak sih? Dan yang paling penting adalah konsisten untuk menulis itu yang kadang juga susah, kadang rasanya males kadang males banget, kan susah.

Gue pengen belajar tentang teknik menulis misalnya kaya copy writing, trus cara nulis headline yang menarik atau cara menyusun kata yang menarik, gitu. Kemudian dari situ gue mencoba googling, apa sih jaman sekarang yang nggak digoogling. Tapi hasil yang gue dapatkan kurang sesuai harapan. Well akhirnya gue cuma belajar cara nulis yang baik itu cuma dari artikel hasil browsing-browsing itu aja. Phew..

Tapi Tuhan itu memang maha mendengar doa umatnya, akhirnya gue dapet kesempatan buat belajar digital marketing di salah satu perusahaan marketplace digital Indonesia yang kantor pusatnya di Solo. Waktu itu gue belajar sebagai affiliate marketer di kantor cabang yang ada di Jogja selama satu bulan. Gue seneng banget dong walaupun cuma sebentar dan karena kekurangan gue, materi yang disampaikan pun cuma sedikit yang bisa nyantol diotak gue yang udah rada karatan. Tapi nggak apa-apa, paling nggak gue sedikit mengerti tentang dasar-dasar digital marketing.

Dan sekarang tugas gue adalah mengembangkan apa yang udah pernah gue pelajari. Nah nggak lama setelah gue belajar digital marekting itu terus ada beberapa temen gue yang ngajakin buat belajar lebih serius. Jadi di Jogja itu merupakan kota dengan banyak kumpulan komunitas yang beragam dan gue pengen banget jadi bagian dari mereka, tapi kekurangan gue sebagai orang anti sosial selalu menghambat gue dengan perasaan ragu, takut, malu dan macem-macem deh.

Padahal mungkin mereka ngajak gue tanpa memperdulikan hal itu dan ketakutan gue itu terlalu berlebihan. Pertanyaannya, kenapa sampai gue takut? Iya, gue cuma kadang takut terjadi interaksi yang nggak sesuai harapan gue aja sih. Jadi, gue sebenernya udah beberapa kali belajar tentang digital marketing ini jauh-jauh hari tapi nggak terlalu serius dan gue pernah nanya ke beberapa temen juga. Tapi nggak pernah dapet jawaban yang gue harapkan, beberapa temen ada yang bilang kalo nggak semua mau ngajarin, ada yang mau ngajarin tapi berbayar(sebenernya gue sih nggak masalah kalo harus bayar yang penting beneran ngajarin) dan yang bener-bener mau ngajarin biasanya cuma orang baik. 

Dan salah satu temen gue nambahin lagi katanya dia bilang "kalo kamu punya skill dan dengan skill yang kamu punya kamu bisa dapet apa aja yang kamu mau, trus apa kamu mau berbagi sama orang lain? Yang kemungkinan orang yang kamu ajak berbagi itu bisa jadi pesaing buat kamu?" dan komentar temen gue yang lain bilang katanya "Rezeki itu udah diatur, setiap orang punya jalan rezeki yang beda-beda walaupun pake cara yang sama lho ya." ini komentar temen gue yang positif.
Nah, itulah sekedar kegelisahan gue selama vakum ngisi blog ini. Next posting semoga gue bisa konsisten nulis lagi. Adiuuu..