Monday 5 November 2018

Tim CPNS VS Tim Pengusaha, Kamu Tim yang mana?

Belum lama ini lagi hectic banget tentang pendaftaran CPNS. Bisa dibilang pembukaan lowongan CPNS ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu, kenapa? Yang pertama pasti ini sangat ditunggu pengangguran yang ingin mendapatkan pekerjaan yang menjadi dambaan banyak orang. Perlu diketahui angka pengangguran di Indonesia per 2018 kalo nggak salah sampai 6.87 juta dan pastinya mereka butuh kerja dong. Masa iya nggak kerja, hidup kan butuh makan nggak kaya pohon yang kena sinar matahari kemudian berfotosintesis lalu menghasilkan cadangan makanan sendiri. Dan selain itu juga ada sedikit beban sosial karena ketika kamu nganggur lalu ditanya "kamu kerja apa?" atau ketika kamu diajak nongkrong atau mau beli sesuatu tapi nggak punya duit pasti bakal bikin susah kan.



Bukan cuma yang pengangguran, tapi yang sudah punya pekerjaan dan ingin mendapat kehidupan yang lebih layak juga turut serta ikut dalam penerimaan CPNS 2018 ini. Kenapa bisa sampai membuat banyak orang ingin sekali mendaftar CPNS? Karena banyak yang bilang kalo PNS menantu idaman, kesejahteraan hidupnya terjamin, kerjanya office hour jadi weekend bisa liburan nggak kaya kerja shifting dan masih banyak lagi alasan orang yang menjadi motivasi mendaftar CPNS.

Terus kalo menurut info dari liputan6.com ada sekitar 284.740 pelamar dan untuk yang sudah diverifikasi instansi ada sebanyak 58.626 pelamar. Cukup banyak kan? Jadi ya wajar aja kalo sampai sekarang kamu masih jomblo soalnya lebih banyak yang milih nglamar jadi CPNS daripada nglamar kamu.



Nah, saya nulis ini bukan karena saya pro atau kontra dengan adanya penerimaan CPNS ini. Meskipun saya termasuk yang nggak ikut daftar ya, tapi sekali lagi saya tegaskan kalo saya nggak daftar bukan berarti saya kontra atau anti CPNS. Saya mulai aja ceritanya, jadi belum lama ini juga saya sempet ngumpul, nongkrong, minum kopi sambil ngobrol-ngobrol dengan tujuan untuk mempererat silaturahmi sama beberapa teman saya yang kebetulan mereka punya usaha sendiri dan beberapa yang lainnya ada yang bekerja sebagai karyawan swasta. Nah, dalam obrolan itu sempat dibahas tentang fenomena penerimaan CPNS ini dan secara otomatis buat teman-teman saya yang punya usaha dan sudah merasakan gimana nikmatnya mendulang uang tanpa bekerja dibawah aturan orang lain pasti langsung bilang, gini.

"Saya nggak minat, ngapain? Mau aja kerja sama negara, jadi PNS itu hidupnya monoton lu nggak bisa nikmatin hidup dan selamanya bakal terkurung dalam lingkaran kehidupan yang siklusnya dimulai dari  lahir, sekolah, kuliah, jadi PNS, punya anak, punya cucu, pensiun bla..bla..bla.."

Nah, ini kalo yang denger adalah orang yang masuk dalam golongan "ikut daftar CPNS" kemungkinan besar pride dalam hatinya sedikit tergores, ya tersinggung gitu lah ya atau merasa tidak terima. Dan intinya kalo buat para pengusaha, mendaftar sebagai PNS itu nggak sesuai dengan pedoman hidup mereka, apalagi buat mereka yang bisa merasakan kebebasan finansial. Tapi siapa sih di dunia ini yang nggak ingin merasakan kebebasan finansial, saya rasa hampir semua orang deh.

Tapi apakah semua orang harus jadi pengusaha, penggiat produk kreatif, berjualan atau usaha yang lainnya? Kalo gitu semua terus yang mau jadi guru siapa? Jadi kita tetap nggak bisa bikin semua orang harus jadi penggusaha atau jadi pegawai, fellas. Hidup itu adalah tentang balance, tentang keseimbangan agar semua aktivitas dalam kehidupan kita sehari-hari ini bisa saling melengkapi. 

Jadi please banget ya fellas, tidak perlu untuk memaksa seseorang untuk menjadi penggusaha atau memaksa menjadi PNS, Terus kalo kita tanya "kenapa kok gak daftar?" atau "kenapa kok gak bikin usaha aja?" kita juga harus memaklumi dan memahami alasan mereka memilih jalan hidupnya sendiri-sendiri jangan sampai ketika mereka menjawab lalu jawaban itu malah bikin kita yang bertanya jadi tersinggung sendiri, malah jadi kaya boomerang kan.

Ya pokoknya intinya gitu lah fellas, sebenernya saya masih pengen nulis panjang tapi takut kalian malah bosen bacanya. Udah dulu ya, kapan-kapan disambung lagi, bye fellas..



No comments: