Saturday, 19 November 2016

Diandra Nafira (Cewek Gamer)



 Hari selasa, harusnya gue hari ini ga ada kuliah tapi minggu lalu ada mata kuliah yang kosong karna dosennya ga berangkat akhirnga jam kuliah dipindah hari ini sebagai kuliah pengganti. Padahal gue hari ini juga ada jadwal ngisi parttime. Jadi kegiatan gue hari ini dimulai dari ngantri mandi jam 06.30 udah standby dengan handuk yang gue kalungin di leher. Kuliah dimulai dari jam 07.00 sampai 09.00 dua SKS abis itu gue lanjut ke kedai dan berubah wujud dari mahasiswa menjadi waiter parttimer.

Setelah gue mandi kemudian gue balik lagi ke kamar gue yang penuh dengan rajau. Iya ranjau, jadi di kamar gue banyak barang-barang yang sering lupa gue rapiin jadi kadang kaki ga sengaja nginjek isi stapler/hecter, kadang nginjek resistor/kapasitor, iya itu yang semacam komponen elektronik bentuknya kecil trus ada kaki-kakinya dari logam dan itu bisa nancep di telapak kaki bahaya banget kan kamar gue? Dari ganti baju, dandan seadanya kemudian gue berangkat.

Sesampainya di kampus gue cari ruang kuliah penggantinya dan ternyata ruangannya sudah penuh dengan mahasiswa junior gue yang berangkat lebih awal, iya mereka junior gue karna gue ngulang mata kuliah ini. Oiya letak kampus gue  ada di Jalan Persatuan dekat perempatan mirota kampus kalo tinggal di Jogja pasti tau. 


FMIPA Selatan
Kalo dilihat dari google map kaya gini kampus gue dulu yang bentuknya kaya letter E kebalik.
Kalo yang belakangnya yang bentuknya beneran letter E itu Kampus Teknik Mesin kalo ga salah sih.


Gue masuk ruang kuliah dari pintu belakang, ada empat pintu di ruang kuliah dua di sisi kanan dan dua lagi di sisi kiri. Gue duduk di barisan paling belakang, selama jam kuliah gue cuma bengong kemudian ambil henpon nyalain wifi dan browsing artikel-artikel yang menurut gue menarik, selama jam kuliah gue cuma sibuk dengan kegiatan gue sendiri. Setelah jam kuliah selesai gue kebingungan karna binder yang gue bawa masih kosong bersih tanpa goresan ballpoint, kemudian gue nepuk bahu junior gue yang duduk tepat di depan gue.

"bro pinjem bindernya bentar bro.." kata gue
"iya, ini mas." jawabnya singkat.
maklum lah, mungkin dia rada takut karna tau kalo gue mahasiswa angkatan lama yang pemalas padahal gue ga serem sama sekali dan biasanya mahasiswa angkatan baru masih nurut dan rajin mencatat jadi ya gue pinjem aja catetannya.
"cekrek.." suara shutter kamera henpon, gue jarang banget nyatet karna gue males jadi lebih sering difoto, foto copy atau copy materi soft filenya.
"Ini mas materi yang barusan aku masih ada copyannya." kata junior gue ngasih fotocopy meteri dan beberapa contoh soal.
"Grartisn nih?"
"Iya mas ambil aja, aku masih ada kok sisanya."
"Wah.. kamu baik sekali, semoga kamu cepat lulus ya."
"Hahaa.. iya semoga masnya juga."
"Halah.. tenang lakon ki lulus keri."
(halah.. tenang pemeran utama tuh lulusnya belakangan)
"Wahh hati-hati lho mas nanti ga lulus-lulus."
"Eits.. yo jangan, semester depan aku lulus kok hahaa..."
"Amin mas."
"Yaudah makasih ya fotocopy materinya, buru-buru nih."
"Iya sama-sama, mau kemana mas kok buru-buru? Ada kuliah lagi?"
"Enggak, aku ada jadwal part time duluan ya."
"Ohh.. yaudah ati-ati mas, sampai ketemu di GSP pakai toga ya mas."
Jarak dari kampus gue ke kedai tempat gue part time sebenernya ga terlalu jauh kira-kira sekitar enam menit pake motor. Alamat tempat kerja part time gue ada di Nikkou Ramen Jalan AM. Sangaji. Sampai di kedai gue ganti baju pake yukata dan berubah menjadi waiter. Gue kerja mulai dari jam sembilan pagi sampai hmm biasanya sih jam lima atau enam sore selesai. 

Kalo lagi ga ada pelanggan ya gini, foto-foto dulu biar punya kenang-kenangan :P
(sorry kualitas fotonya kurang bagus masih pake henpon jadul)

Biasanya gue cuma ambil jadwal part time Hari Selasa, Sabtu dan Minggu Hari Senin free trus Hari Rabu, Kamis, Jumatnya kuliah. Tapi kadang  gue juga ngambil jadwal Hari Kamis kalo misal lagi bokek, duit kiriman abis atau mau beli komponen elektronik buat mainan di kost tapi ga ada duit biasanya gue bolos kuliah Hari Kamisnya. Yah begitulah suka dukanya jadi mahasiswa perantauan ada bermacam-macam bentuknya terkadang harus cari jalan keluar untuk bisa bertahan hidup di kota orang yang jauh dari keluarga, ada yang cuma fokus sama kuliahnya ngejar IPK, ada yang sibuk dengan komunitas atau organisasi di kampus, ada yang sekedar hura-hura ga mikir apa-apa, dan lain-lain. Kamu mahasiswa? Mau menjadi mahasiswa yang seperti apa itu pilihan yang bebas kamu tentukan tapi semua pilihan pasti ada konsekuensinya. Pernah suatu hari gue ditegur salah satu temen gue gini.

"Heh Wan kowe ki kuliah kok ora melu organisasi po panitia opo kek ben ono kegiatan liyane."
(Heh Wan kamu tuh kuliah kok ga ikut organisasi atau panitia apa gitu kek biar ada kegiatan lainnya.)
"Halah dadi panitia entuk opo? paling nasi kotak ro sertifikat, mending aku ngisi part time entuk duit."
(Halah jadi panitia dapet apa? paling nasi kotak sama sertifikat, mending aku ngisi part time dapet uang.) gitu jawab gue. 

Tapi jangan ngikutin jawaban gue ya, itu contoh jawaban yang ngasal. Ikut organisasi itu penting, kamu bisa tambah teman baru, tambah wawasan, tambah ilmu, asal jangan tambah bego atau gila aja. Bisa bersosialisasi juga, banyak banget yang bisa kamu dapetin ketika kamu bisa berinteraksi dengan orang banyak. Waktu kuliah gue ikut beberapa organisasi tapi emang ga banyak dan itu diluar kampus cuma semacam komunitas bukan organisasi dari kampus gue sendiri selain itu gue juga lebih suka ikut seminar-seminar di kampus lain sekedar iseng aja soalnya boring kuliah di kampus sendiri. Gue ngisi part time dan ikut seminar di kampus lain karna gue sadar kekurangan gue sebagai seorang introvert yang anti-sosial karna itu gue berusaha agar bisa berinteraksi dengan orang lain, kalo orang jawa bilang namanya srawung, gitu. Biasanya pulang dari tempat kerja part time gue nongkrong dulu, minum kopi atau main billiard atau langsung pulang ke kost dan tidur. Tapi hari itu gue udah janji mau jemput Fira di kampusnya, katanya sih lagi ikut UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampusnya. Sampai di depan kampus gue sms Fira.

"Nyonyah di sebelah mana?"
"Di GSP sebelah barat." bales fira lewat sms.
"Lohh ga jadi di kampus nyah? Yaudah saya ke situ."
"Enggak, maap lupa ngasih tau hehee."

Empat menit kemudian gue sampai di sayap barat GSP(Grha Sabha Pramana), gue menepi mematikan mesin motor dan mengedarkan pandangan gue di sekitar area GSP untuk menemukan Fira. Gue coba putar kepala gue dari kiri ke kanan menyisir setiap orang yang ada di GSP tapi masih belum gue temukan sosok Fira  yang gue kenal gue puter balik lagi pandangan gue dari kanan ke kiri berkali-kali sampai akhirnya gue putus asa dan takut leher gue patah karna gue puter bolak-balik berkali-kali. Tiba-tiba ada suara dari belakang.

"Mas..mas... nyariin siapa ya?"
"Duhh, dicariin dari tadi malah nongol dari belakang ke mana aja sih?"
"Itu aku duduk di bawah pohon sana itu loh."
"Kamu duduk di bawah pohon? Kok malah kaya ulet sih nempel-nempel di pohon."
"Hiihh..!!" bentak Fira sambil memukul bahu gue.
"Duh.. sakit Fir, yaudah yuk pulang."
"Kok pulang, aku laper belum makan ntar kalo aku kurus gimana?"
"Kamu kurus? Kayanya ga mungkin deh, yaudah mau makan dimana?"
"Cari penyetan aja yang penting makan deh."
"Baiklah, Sholat dulu ya mampir maskam(masjid kampus) udah maghrib nih."
"Oke."

Dari GSP kami ambil jalan memutar lewat belakang gedung GSP yang waktu itu sedang ada pembangunan gedung perpustakaan yang baru yang saat ini menjadi Perpus Pusat UGM. Lokasi maskam sendiri cukup dekat berada di sebelah timur tidak jauh dari gedung GSP.

"Aku tunggu di serambi depan aja ya."
"Lohh kamu lagi enggak?"
"Iya aku lagi dapet."
"Yaudah jangan main jauh-jauh ntar ilang."
"Brisik..!"

Setelah ambil air wudhu gue masuk maskam yang desainnya sendiri cukup unik seperti bentuk rumah joglo tanpa dinding di samping kanan dan kirinya, memiliki dua lantai dengan bagian atap berbentuk seperti limas yang meruncing ke atas. Di halaman depannya ada kolam berbentuk persegi panjang kemudian di depannya lagi ada semacam gapura dan tangga menurun menuju halaman parkir depan dan kalo dijabarkan setiap sudut area maskam akan jadi cukup panjang kalo gue tulis. 


MASKAM UGM
Kalo dilihat dari google map bentuk Maskam UGM kaya gini bentuknya.


Setelah gue selesai sholat gue samperin Fira dan kami mencari tempat makan yang berada di area sekitar kampus UGM, tempat makan dengan atap tenda di pinggir jalan dekat fakultas kehutanan. Gue duduk berdampingan di samping kanan fira di bangku panjang dan berhadapan dengan meja yang juga memanjang. Sebenernya gue lebih suka duduk saling berhadapan dengan Fira dari pada duduk berdampingan tapi karna di sisi bangku yang lain atau dihadapan gue sudah ada orang yang nempatin terpakasa gue duduk di tempat yang masih tersedia di sebelah Fira. Menurut gue aja sih lebih nyaman duduk berhadapan dari pada duduk berdampingan atau sebelahan, kenapa? Nih gue kasih tau. Kalo kamu punya pacar cowok karakternya bisa dilihat dari cara dia duduknya misal gini, kalo dia selalu duduk disebelah kamu tepat di samping kanan atau kiri berarti dia tipe cowok yang ga terlalu banyak bicara lebih banyak actionnya dan biasanya cowok yang kaya gini susah diajak ngobrol kan ga enak ngobrol tapi ga bisa saling menatap mata lawan bicara. Kebalikan dari itu kalo kamu ketemu cowok yang lebih memilih duduk berhadapan dengan tempat dudukmu biasanya cowok yang seperti ini tipe orang yang ingin mencoba berinteraksi lebih dengan kamu, lebih mudah diajak ngobrol dan bisa jadi seorang pendengar dan adegan-adegan romantis yang di film-film kaya CLD(Candle Light Dinner) juga pasti duduknya berhadapan gada CLD tapi duduknya nyamping. Coba kalo dibandingin ngobrol sama orang yang ada di samping kamu pasti susah kan bisa sakit lehernya karna kepalanya musti noleh ke samping. Jadi kalo mau duduk berdampingnya nanti aja kalo udah di pelaminan. Nah kalo kamu ketemu cowok yang duduknya membelakangi kamu dan dia mmemilih posisi duduk berhadapan dengan cewek lain mungkin dia memang pacar orang.

“Taraa.. aku punya tablet baru lohh..” Tiba-tiba Fira mengeluarkan tablet dari tasnya dan ngasih tau gue kalo dia punya tablet baru dengan nada pamer.
"Dasar tukang pamer."
"Biarin weekk" ucapnya ketus kemudian memalingkan mukanya dari gue, menatap tablet dan mengaktifkan kamera depannya sambil berkaca memandangi wajahnya sendiri di layar tablet, menggerak-gerakan bibirnya ke atas bawah ke samping mirip orang gila dan gue cuma bisa ngliatin tingkahnya yang aneh itu.
"Apa liat-liat?! Ngiri?! Makanya beli."Ucapnya kembali, mungkin dia risih karna gue liatin.
"Enggak-enggak Fir, kok kamu galak banget sih kaya godzila lagi PMS."
"Ehh.. ini bisa buat main game juga loh, nih lihat ya." Sambil menunjukan gamenya ke gue.
"Kamu main game apa? coba liat." Gue nanya dan berusaha mendapatkan perhatiannya.
"Nih aku udah sampe level tujuh belas kurang tiga lagi sampe level dua puluh, coba kamu bisa ga?"
"Halah gampang sini pinjem kalo aku yang main bisa lebih dari level dua puluh." Jawab gue enteng aja padahal gue ga bisa dan ga tau cara mainnya.
"Gaya banget, sampe level delapan belas dulu coba."
"Nih liat ya." kata gue dengan pede sekali lagi walaupun gue sebenernya bener-bener ga ngerti tentang game yang dimainin Fira.
"Hehh!.. kok mainnya gitu?! Bukan kaya gitu cara mainnya, ihh kamu gimana sih! sinih!" bentak Fira sambil merebut tabletnya dari tangan gue
"Lohh salah ya, trus gimana cara mainnya?"
"Katanya bisa main, gimana sih? Nih ak kasih tahu caranya!" jawab Fira sambil mendemonstrasikan cara bermain game di tabletnya. 

Dan gue memperhatikan setiap gerakan tangannya dan setiap ucapan dari mulutnya yang ga berhenti ngomel buat ngasih tau gue cara memainkan gamenya dan gue cuma bisa meresponnya dengan kata "iya" di setiap akhir kalimat yang Fira ucapin. Sebenernya gue ga peduli tentang gamenya, gue sengaja ngasal main game ga peduli menang atau kalah dari permainan game yang ada di tabletnya gue cuma pengen Fira ngajak gue ngobrol. Gue lebih memilih diomelin dia terus-terusan dari pada didiemin dan dia sibuk dengan gadgetnya sendiri. Seenggaknya gue merasa masih dianggap ada sebagai manusia bukan seperti patung yang didiamkan dan dia sibuk sendiri dengan mainannya, mungkin waktu itu Fira ga sadar kalo gue sengaja main gamenya ngasal sebenernya gue pengen dia tau kalo setiap apa yang gue lakuin ada alesannya dan kali ini alesan kenapa gue minjem tabletnya dan mencoba memainkan gamenya dengan asal-asalan karna gue berusaha mendapatkan perhatiannya. Setelah beberapa saat berdebat tentang game pesanan makanan kami datang.

"Hmm.. Gitu caranya, ehh.. Itu pesenan kamu udah dateng tuh Fir." kata gue mencoba mengalihkan perhatian Fira ke penjual makanan yang mengantarkan pesanan kami.
"Ehh iya udah laper banget ini." Kata Fira sambil memandang pesanannya yang baru datang. Seketika itu juga gue langsung masuk ke seting tablet mencari aplikasi game yang terinstal kemudian gue tap dan uninstal tanpa sepengetahuan Fira.

"Ini tabletnya aku taruh di tasmu ya."
"Iya, yaudah makan dulu aja."

Dan akhirnya kami berdua makan tanpa ada gangguan dari gadget karna selain gue unistal aplikasi gamenya gue juga matiin data servicenya jadi ga bakal ada notifikasi yang masuk ke tabletnya. Ngobrol, bercanda sambil makan dan kadang mengganggu pelangan yang lain karena Fira mulutnya ga dilengkapi peredam suara jadi kalo dia ngomong kengceng banget dan ga bisa dikecilin volumenya. Setelah lama kami makan sambil ngobrol gue antar Fira ke kostnya dan gue pulang ke kost gue yang ga pernah rapi kecuali kalo orang tua gue dateng ke kosan nengokin gue. Sampai di kosan gue ganti baju dan beresin kertas-kertas laporan praktikum yang belum selesai gue kerjain cuma gue tumpuk jadi satu kemudian gue tiduran sambil dengerin musik dan berpikir untuk menyiapkan jawaban apa yang bakal gue jelasin ke Fira ketika dia sudah sadar kalo game di tabletnya gue uninstal yang jelas gue pasti bakal kena marah.




cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita mungkin yang nulis emang sengaja.