Hari selasa, harusnya gue hari ini ga ada kuliah tapi minggu lalu
ada mata kuliah yang kosong karna dosennya ga berangkat akhirnga jam kuliah
dipindah hari ini sebagai kuliah pengganti. Padahal gue hari ini juga ada
jadwal ngisi parttime. Jadi kegiatan gue hari ini dimulai dari ngantri mandi jam 06.30 udah standby dengan handuk yang gue kalungin di leher. Kuliah
dimulai dari jam 07.00 sampai 09.00 dua SKS abis itu gue lanjut ke kedai dan
berubah wujud dari mahasiswa menjadi waiter parttimer.
Setelah gue mandi kemudian gue balik lagi ke kamar gue yang penuh
dengan rajau. Iya ranjau, jadi di kamar gue banyak barang-barang yang sering
lupa gue rapiin jadi kadang kaki ga sengaja nginjek isi stapler/hecter, kadang
nginjek resistor/kapasitor, iya itu yang semacam komponen elektronik bentuknya kecil trus ada
kaki-kakinya dari logam dan itu bisa nancep di telapak kaki bahaya banget kan
kamar gue? Dari ganti baju, dandan seadanya kemudian gue berangkat.
Sesampainya di kampus gue cari ruang kuliah penggantinya dan ternyata
ruangannya sudah penuh dengan mahasiswa junior gue yang berangkat lebih awal,
iya mereka junior gue karna gue ngulang mata kuliah ini. Oiya letak kampus gue ada di Jalan Persatuan dekat perempatan
mirota kampus kalo tinggal di Jogja pasti tau.
Gue masuk ruang kuliah dari pintu belakang, ada empat pintu di ruang kuliah dua di sisi kanan dan dua lagi di sisi kiri. Gue duduk di barisan paling belakang, selama jam kuliah gue cuma bengong kemudian ambil henpon nyalain wifi dan browsing artikel-artikel yang menurut gue menarik, selama jam kuliah gue cuma sibuk dengan kegiatan gue sendiri. Setelah jam kuliah selesai gue kebingungan karna binder yang gue bawa masih kosong bersih tanpa goresan ballpoint, kemudian gue nepuk bahu junior gue yang duduk tepat di depan gue.
Gue masuk ruang kuliah dari pintu belakang, ada empat pintu di ruang kuliah dua di sisi kanan dan dua lagi di sisi kiri. Gue duduk di barisan paling belakang, selama jam kuliah gue cuma bengong kemudian ambil henpon nyalain wifi dan browsing artikel-artikel yang menurut gue menarik, selama jam kuliah gue cuma sibuk dengan kegiatan gue sendiri. Setelah jam kuliah selesai gue kebingungan karna binder yang gue bawa masih kosong bersih tanpa goresan ballpoint, kemudian gue nepuk bahu junior gue yang duduk tepat di depan gue.
"bro pinjem bindernya bentar bro.." kata gue
"iya, ini mas." jawabnya singkat.
maklum lah, mungkin dia rada takut karna tau kalo gue mahasiswa angkatan
lama yang pemalas padahal gue ga serem sama sekali dan biasanya mahasiswa
angkatan baru masih nurut dan rajin mencatat jadi ya gue pinjem aja catetannya.
"cekrek.." suara shutter kamera henpon, gue jarang banget
nyatet karna gue males jadi lebih sering difoto, foto copy atau copy materi soft
filenya.
"Ini mas materi yang barusan aku masih ada copyannya." kata
junior gue ngasih fotocopy meteri dan beberapa contoh soal.
"Grartisn nih?"
"Iya mas ambil aja, aku masih ada kok sisanya."
"Wah.. kamu baik sekali, semoga kamu cepat lulus ya."
"Hahaa.. iya semoga masnya juga."
"Halah.. tenang lakon ki lulus keri."
(halah.. tenang pemeran utama tuh lulusnya belakangan)
(halah.. tenang pemeran utama tuh lulusnya belakangan)
"Wahh hati-hati lho mas nanti ga lulus-lulus."
"Eits.. yo jangan, semester depan aku lulus kok hahaa..."
"Amin mas."
"Yaudah makasih ya fotocopy materinya, buru-buru nih."
"Iya sama-sama, mau kemana mas kok buru-buru? Ada kuliah
lagi?"
"Enggak, aku ada jadwal part time duluan ya."
"Ohh.. yaudah ati-ati mas, sampai ketemu di GSP pakai toga ya
mas."
"Okey." jawab gue sambil jalan menuju pintu keluar.
Nah kira-kira kaya gini tampilan gue kalo lagi kuliah, tapi kalo yang ini sih lagi ekting sok rajin, haha.. |
Jarak dari kampus gue ke kedai tempat gue part time sebenernya ga
terlalu jauh kira-kira sekitar enam menit pake motor. Alamat tempat kerja part
time gue ada di Nikkou Ramen Jalan AM. Sangaji. Sampai di kedai gue ganti baju pake yukata dan berubah menjadi waiter.
Gue kerja mulai dari jam sembilan pagi sampai hmm biasanya sih jam lima atau
enam sore selesai.
Kalo lagi ga ada pelanggan ya gini, foto-foto dulu biar punya kenang-kenangan :P (sorry kualitas fotonya kurang bagus masih pake henpon jadul) |
Biasanya gue cuma ambil jadwal part time Hari Selasa, Sabtu
dan Minggu Hari Senin free trus Hari Rabu, Kamis, Jumatnya kuliah. Tapi
kadang gue juga ngambil jadwal Hari
Kamis kalo misal lagi bokek, duit kiriman abis atau mau beli komponen
elektronik buat mainan di kost tapi ga ada duit biasanya gue bolos kuliah Hari
Kamisnya. Yah begitulah suka dukanya jadi mahasiswa perantauan ada
bermacam-macam bentuknya terkadang harus cari jalan keluar untuk bisa bertahan
hidup di kota orang yang jauh dari keluarga, ada yang cuma fokus sama kuliahnya
ngejar IPK, ada yang sibuk dengan komunitas atau organisasi di kampus, ada yang
sekedar hura-hura ga mikir apa-apa, dan lain-lain. Kamu mahasiswa? Mau menjadi
mahasiswa yang seperti apa itu pilihan yang bebas kamu tentukan tapi semua
pilihan pasti ada konsekuensinya. Pernah suatu hari gue ditegur salah satu
temen gue gini.
"Heh Wan kowe ki kuliah kok ora melu organisasi po panitia opo kek
ben ono kegiatan liyane."
(Heh Wan kamu tuh kuliah kok ga ikut organisasi atau panitia apa gitu
kek biar ada kegiatan lainnya.)
"Halah dadi panitia entuk opo? paling nasi kotak ro sertifikat,
mending aku ngisi part time entuk duit."
(Halah jadi panitia dapet apa? paling nasi kotak sama sertifikat,
mending aku ngisi part time dapet uang.) gitu jawab gue.
Tapi jangan ngikutin jawaban gue ya, itu contoh jawaban
yang ngasal. Ikut organisasi itu penting, kamu bisa tambah teman baru, tambah
wawasan, tambah ilmu, asal jangan tambah bego atau gila aja. Bisa bersosialisasi juga, banyak banget yang bisa kamu dapetin
ketika kamu bisa berinteraksi dengan orang banyak. Waktu kuliah gue ikut
beberapa organisasi tapi emang ga banyak dan itu diluar kampus cuma semacam
komunitas bukan organisasi dari kampus gue sendiri selain itu gue juga lebih
suka ikut seminar-seminar di kampus lain sekedar iseng aja soalnya boring
kuliah di kampus sendiri. Gue ngisi part time dan ikut seminar di kampus lain
karna gue sadar kekurangan gue sebagai seorang introvert yang anti-sosial karna
itu gue berusaha agar bisa berinteraksi dengan orang lain, kalo orang jawa
bilang namanya srawung, gitu. Biasanya pulang dari tempat kerja part time gue
nongkrong dulu, minum kopi atau main billiard atau langsung pulang ke kost dan
tidur. Tapi hari itu gue udah janji mau jemput Fira di kampusnya, katanya sih
lagi ikut UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampusnya. Sampai di depan kampus gue
sms Fira.
"Nyonyah di sebelah mana?"
"Di GSP sebelah barat." bales fira lewat sms.
"Lohh ga jadi di kampus nyah? Yaudah saya ke situ."
"Enggak, maap lupa ngasih tau hehee."
Empat menit kemudian gue sampai di sayap barat GSP(Grha Sabha Pramana),
gue menepi mematikan mesin motor dan mengedarkan pandangan gue di sekitar area
GSP untuk menemukan Fira. Gue coba putar kepala gue dari kiri ke kanan menyisir
setiap orang yang ada di GSP tapi masih belum gue temukan sosok Fira yang gue kenal gue puter balik lagi pandangan
gue dari kanan ke kiri berkali-kali sampai akhirnya gue putus asa dan takut
leher gue patah karna gue puter bolak-balik berkali-kali. Tiba-tiba ada suara
dari belakang.
"Mas..mas... nyariin siapa ya?"
"Duhh, dicariin dari tadi malah nongol dari belakang ke mana aja
sih?"
"Itu aku duduk di bawah pohon sana itu loh."
"Kamu duduk di bawah pohon? Kok malah kaya ulet sih nempel-nempel
di pohon."
"Hiihh..!!" bentak Fira sambil memukul bahu gue.
"Duh.. sakit Fir, yaudah yuk pulang."
"Kok pulang, aku laper belum makan ntar kalo aku kurus gimana?"
"Kamu kurus? Kayanya ga mungkin deh, yaudah mau makan dimana?"
"Cari penyetan aja yang penting makan deh."
"Baiklah, Sholat dulu ya mampir maskam(masjid kampus) udah maghrib
nih."
"Oke."
Dari GSP kami ambil jalan memutar lewat belakang gedung GSP yang waktu
itu sedang ada pembangunan gedung perpustakaan yang baru yang saat ini menjadi
Perpus Pusat UGM. Lokasi maskam sendiri cukup dekat berada di sebelah timur
tidak jauh dari gedung GSP.
"Aku tunggu di serambi depan aja ya."
"Lohh kamu lagi enggak?"
"Iya aku lagi dapet."
"Yaudah jangan main jauh-jauh ntar ilang."
"Brisik..!"
Setelah ambil air wudhu gue masuk maskam yang desainnya sendiri cukup
unik seperti bentuk rumah joglo tanpa dinding di samping kanan dan kirinya,
memiliki dua lantai dengan bagian atap berbentuk seperti limas yang meruncing ke atas. Di halaman
depannya ada kolam berbentuk persegi panjang kemudian di depannya lagi ada
semacam gapura dan tangga menurun menuju halaman parkir depan dan kalo
dijabarkan setiap sudut area maskam akan jadi cukup panjang kalo gue tulis.
MASKAM UGM Kalo dilihat dari google map bentuk Maskam UGM kaya gini bentuknya. |
Setelah gue selesai sholat gue samperin Fira dan kami mencari tempat makan yang
berada di area sekitar kampus UGM, tempat makan dengan atap tenda di pinggir
jalan dekat fakultas kehutanan. Gue duduk berdampingan di samping kanan fira di
bangku panjang dan berhadapan dengan meja yang juga memanjang. Sebenernya gue
lebih suka duduk saling berhadapan dengan Fira dari pada duduk berdampingan
tapi karna di sisi bangku yang lain atau dihadapan gue sudah ada orang yang
nempatin terpakasa gue duduk di tempat yang masih tersedia di sebelah Fira.
Menurut gue aja sih lebih nyaman duduk berhadapan dari pada duduk berdampingan
atau sebelahan, kenapa? Nih gue kasih tau. Kalo kamu punya pacar cowok
karakternya bisa dilihat dari cara dia duduknya misal gini, kalo dia selalu
duduk disebelah kamu tepat di samping kanan atau kiri berarti dia tipe cowok
yang ga terlalu banyak bicara lebih banyak actionnya dan biasanya cowok yang
kaya gini susah diajak ngobrol kan ga enak ngobrol tapi ga bisa saling menatap
mata lawan bicara. Kebalikan dari itu kalo kamu ketemu cowok yang lebih memilih
duduk berhadapan dengan tempat dudukmu biasanya cowok yang seperti ini tipe
orang yang ingin mencoba berinteraksi lebih dengan kamu, lebih mudah diajak
ngobrol dan bisa jadi seorang pendengar dan adegan-adegan
romantis yang di film-film kaya CLD(Candle Light Dinner) juga pasti duduknya
berhadapan gada CLD tapi duduknya nyamping. Coba kalo dibandingin ngobrol sama orang
yang ada di samping kamu pasti susah kan bisa sakit lehernya karna kepalanya
musti noleh ke samping. Jadi kalo mau duduk berdampingnya nanti aja kalo udah
di pelaminan. Nah kalo kamu ketemu cowok yang duduknya membelakangi kamu dan
dia mmemilih posisi duduk berhadapan dengan cewek lain mungkin dia memang pacar
orang.
“Taraa.. aku punya tablet baru lohh..”
Tiba-tiba Fira mengeluarkan tablet dari tasnya dan ngasih tau gue kalo dia
punya tablet baru dengan nada pamer.
"Dasar tukang pamer."
"Biarin weekk" ucapnya ketus
kemudian memalingkan mukanya dari gue, menatap tablet dan mengaktifkan kamera depannya
sambil berkaca memandangi wajahnya sendiri di layar tablet, menggerak-gerakan
bibirnya ke atas bawah ke samping mirip orang gila dan gue cuma bisa ngliatin
tingkahnya yang aneh itu.
"Apa liat-liat?! Ngiri?! Makanya
beli."Ucapnya kembali, mungkin dia risih karna gue liatin.
"Enggak-enggak Fir, kok kamu galak
banget sih kaya godzila lagi PMS."
"Ehh.. ini bisa buat main game juga
loh, nih lihat ya." Sambil menunjukan gamenya ke gue.
"Kamu main game apa? coba
liat." Gue nanya dan berusaha mendapatkan perhatiannya.
"Nih aku udah sampe level tujuh
belas kurang tiga lagi sampe level dua puluh, coba kamu bisa ga?"
"Halah gampang sini pinjem kalo aku
yang main bisa lebih dari level dua puluh." Jawab gue enteng aja padahal
gue ga bisa dan ga tau cara mainnya.
"Gaya banget, sampe level delapan
belas dulu coba."
"Nih liat ya." kata gue dengan
pede sekali lagi walaupun gue sebenernya bener-bener ga ngerti tentang game
yang dimainin Fira.
"Hehh!.. kok mainnya gitu?! Bukan
kaya gitu cara mainnya, ihh kamu gimana sih! sinih!" bentak Fira sambil
merebut tabletnya dari tangan gue
"Lohh salah ya, trus gimana cara
mainnya?"
"Katanya bisa main, gimana sih? Nih
ak kasih tahu caranya!" jawab Fira sambil mendemonstrasikan cara bermain
game di tabletnya.
Dan gue memperhatikan setiap gerakan tangannya dan
setiap ucapan dari mulutnya yang ga berhenti ngomel buat ngasih tau gue cara
memainkan gamenya dan gue cuma bisa meresponnya dengan kata "iya" di
setiap akhir kalimat yang Fira ucapin. Sebenernya gue ga peduli tentang
gamenya, gue sengaja ngasal main game ga peduli menang atau kalah dari permainan game
yang ada di tabletnya gue cuma pengen Fira ngajak gue ngobrol. Gue lebih
memilih diomelin dia terus-terusan dari pada didiemin dan dia sibuk dengan
gadgetnya sendiri. Seenggaknya gue merasa masih dianggap ada sebagai manusia
bukan seperti patung yang didiamkan dan dia sibuk sendiri dengan mainannya,
mungkin waktu itu Fira ga sadar kalo gue sengaja main gamenya ngasal sebenernya
gue pengen dia tau kalo setiap apa yang gue lakuin ada alesannya dan kali ini
alesan kenapa gue minjem tabletnya dan mencoba memainkan gamenya dengan
asal-asalan karna gue berusaha mendapatkan perhatiannya. Setelah beberapa saat
berdebat tentang game pesanan makanan kami datang.
"Hmm.. Gitu caranya, ehh.. Itu
pesenan kamu udah dateng tuh Fir." kata gue mencoba mengalihkan perhatian
Fira ke penjual makanan yang mengantarkan pesanan kami.
"Ehh iya udah laper banget
ini." Kata Fira sambil memandang pesanannya yang baru datang. Seketika itu
juga gue langsung masuk ke seting tablet mencari aplikasi game yang terinstal
kemudian gue tap dan uninstal tanpa sepengetahuan Fira.
"Ini tabletnya aku taruh di tasmu
ya."
"Iya, yaudah makan dulu aja."
Dan akhirnya kami berdua makan tanpa ada
gangguan dari gadget karna selain gue unistal aplikasi gamenya gue juga matiin
data servicenya jadi ga bakal ada notifikasi yang masuk ke tabletnya. Ngobrol,
bercanda sambil makan dan kadang mengganggu pelangan yang lain karena Fira
mulutnya ga dilengkapi peredam suara jadi kalo dia ngomong kengceng banget dan
ga bisa dikecilin volumenya. Setelah lama kami makan sambil ngobrol gue antar
Fira ke kostnya dan gue pulang ke kost gue yang ga pernah rapi kecuali kalo
orang tua gue dateng ke kosan nengokin gue. Sampai di kosan gue ganti baju dan
beresin kertas-kertas laporan praktikum yang belum selesai gue kerjain cuma gue
tumpuk jadi satu kemudian gue tiduran sambil dengerin musik dan berpikir untuk
menyiapkan jawaban apa yang bakal gue jelasin ke Fira ketika dia sudah sadar
kalo game di tabletnya gue uninstal yang jelas gue pasti bakal kena marah.
cerita ini hanyalah fiktif belaka, jika ada kesamaan tempat, nama dan juga cerita mungkin yang nulis emang sengaja.
.
No comments:
Post a Comment