Pagi ini adalah ospek hari pertamaku, dasi hitam dan jas almamater telah melekat rapi di tubuhku. Namun tiba-tiba naluriku membawaku pada tempat yang terkadang ku gunakan untuk mencari inspiasi. Tempat itu adalah, toilet. Sedikit pengalaman kecilku tentang toilet. Waktu itu aku masih duduk di bangku SD kelas 5, disuatu pagi ketika aku akan berangkat ke sekolah aku masuk dalam keadaan super bingung. Hari itu akan ada ulangan pelajaran IPA dan saat itu aku belum belajar sama sekali. Aku hanya berdiri bingung sambil memegang buku pelajaran. Aku tidak sadar bahwa ternyata aroma udara pagi itu sudah tercemar dan menghasilkan bau yang sangat menyengat di kamarku, yang disebabkan oleh gas hidrogen sulfida (H2S) . Di dalam toilet aku baru menyadari ternyata buku yang dari tadi aku pengang dalam keadan bingung masih di tanganku. Dengan mata terbelalak, muka yang memerah, serta aroma udara yang sama sekali tidak ku hiraukan, aku membuka buku itu dan membacanya. Aku pelajari setiap baris kalimat dengan double serious. dan ternyata hasil ulangan ku sangat memuaskan berkat ruang belajar yang selalu mengkondisikanku dalam keadaan serious. Setelah kejadian itu aku terkadang menggunakan tempat itu untuk membaca, memikirkan sesuatu, mencari ispirasi dan sebagainya. Dibalik cerita kecilku ini ternyata ada juga orang lain yang mempunyai pengalaman sama denganku. Dia adalah guru Biologi SMPku, beliau juga mengatakan pernah mengalami keadaan sepertiku. Aku juga pernah membaca biografi beberapa seniman terkenal yang mendapat inspirasi dari kamar kecil, bahkan seorang entrepreneur pun.( maaf ngga bisa di critain banyak-banyak, karena waktu aku ngetik cerita ini pun perutku menyuruh untuk mengeluarkan isinya)
Okey sekarang kita lupakan masalah toilet, kembali ke ospekku. Aku berjalan di jalanan pagi yang sangat ramai, terlihat banyak para mahasiswa baru yang mengenakan macam-macam atribut yang diperintahkan oleh senior mereka. Aku pun begitu, walaupun beberapa tugas tidak aku selesaikan dengan baik. Aku berjalan menapakan kakiku diatas trotoar dengan langkah tetap, dalam pelajaran fisika berlaku rumus gerak lurus beraturan (GLB) pada perjalananku menuju kampus dengan persamaan s = v.t dan dengan kecepatan sama dari waktu ke waktu. Dalam kepalaku aku berpikir tentang apa yang akan di katakan kakak senior, karena aku terlambat. Pikiranku melayang ketika melihat para mahasiswa baru yang berlarian teburu-buru karena takut terlambat dan akan mendapat hukuman berat dari para senior yang tak pernah memberikan senyum pada para juniornya selama masa ospek. aku berpikir sia-sia saja berlari menuju kampus karena sekarang atau nanti pun akan tetap sama, TERLAMBAT.
Waktu yang berbanding lurus dengan kecepatan kakiku tak terasa telah mengantarku hingga pintu gerbang kampus dan di depannya terlihat sesosok makhluk berpakaian hitam berdiri tegak tepat manatap lurus ke arahku, ya... Itulah seniorku. Aku berjalan menuju ke arahnya dan keluarlah suara dari sepasang bibir seniorku yang tak bisa tersenyum. Suara itu begitu keras, ini seperti efek Doppler. Semakin kudekati sumber bunyi maka akan semakin keras bunyi yang aku dengar. Sebuah kalimat wajib bagi senior terlontar dari mulut kakak seniorku. Kalimat itu terbawa gelombang yang merambat melalui udara menuju ke arahku, membentur mukaku lalu tertangkap oleh daun telingku masuk dalam rongga telinga sampai saraf otak hingga terdengarlah kata itu.
"cepat dek...!!! jangan lelet jalannya!!! banci kamu ya...!!!
aku menoleh kebelakang, ternyata tidak ada orang lain selain aku. itu berarti kalimat itu memang ditujukan pada ku.
" udah sarapan belum sih kamu...!!!!" kata senior.
"udah kok" jawabku (datar tanpa ekspresi dan masih berjalan dengan persamaan GLB dalam fisika)
"pake co.cardnya, pake semua atributnya, udah telat lelet jalannya...!!!" kata senior sambil melihatku berjalan dengan mata elang yang hendak menerkam mangsanya.
Aku terus berjalan sambil mengenakan atribut ospekku dan di depan masih ada senior yang bertugas mengintrogasi keterlambatan mahasiswa baru.
"baru hari pertama udah telat!!!
tiba-tiba terdengar suara yang lebih keras
"JAWAB...!!!"
ternyata disebelahku juga ada teman satu angkatan yang datang terlambat dan sedang di introgasi sama sepertiku
"jam se..s..setengah e..ee..enam k..kak.." jawabnya terbata-bata dengan tubuh bergertar dan kepala menunduk seperti takut menatap sesosok makhluk di depannya yang mungkin dianggapnya menakutkan sperti hantu.
"udah ngga usah tengak-tengok!!!" suara senior yang mengintrogasiku kembali mengarah pada ku, tapi kali ini suara itu semakin keras dan bercampur cairan yang mengandung enzim ptialin, enzim yang digunakan untuk mencerna makanan secara kimiawi di dalam mulut.
"berangkat jam berapa kamu??!!" bertanya dengan emosi yang dibuat-buat.
“jam enam lebih limabelas menit kak..” jawabku.
“ kamu tau peraturannya??!!” seniorku lagi.
“tau kak..” jawabku.
“jam berapa harus sampai kampus??!!” senior.
“jam enam kak..??!!”aku.
“taukan harus sampai kampus jam enam!! Kamu tuh udah telat setengah jam tau ngga!!!!... “ bentak seniorku.
“kakak ngga tanya aku terlambat knapa??!” potongku, sebelum seniorku memuntahkan kalimat baru yang memojokkanku.
“kenapa??” tanya seniorku, kini dengan nada yang lebih rendah.
“tadi pagi aku sakit perut kak..” jawabku.
“emangnya ngga bisa bangun lebih pagi apa!!??” tanya seniorku.
“aku udah usahain bangun lebih pagi kak..”
“jam berapa kamu bangun??!!”
“Jam empat pagi kak..”
“bangun jam empat aja bangga!!!”
“perasaan tadi aku ngga bilang bangga kok kak..”
“udah…!!! Ngga usah banyak ngomong kamu masuk barisan sana!!!” seniorku (berkata seperti telah kehabisan kalimat tanya untukku).
Aku berjalan menuju barisan para mahasiswa baru yang telat. Dalam telingaku terngiang kalimat-kalimat senior seperti cepet!!, jangan lelet jalannya!!,ngga usah tengak-tengok!!, ngga usah ngobrol dek!!, di lurusin barisannya!!, ngga usah senyum-senyum!! Dan banyak lagi. Kalimat-kalimat itu seperti sudah menjadi intro wajib untuk dilantunkan dengan nada tinggi bagi para mahasiswa baru.
Saat aku masuk barisan para mahasiswa baru yang terlambat, maka bagai lagu dari intro kini masuk reff. Dan senior pun datang lagi untuk melantunkan lagu rock yang berjudul “bentakan ospek”
“hari pertama aja udah telat, apa patas kalian jadi mahasiswa?!!!”senior1.
“kayanya ngga pantes deh kak!!”senior2
“tapi mereka kok bisa diterima di fakultas ini ya??!!!” tanya senior1 kepada senior2
“mungkin cuma kebetulan aja mereka diterima!!” jawab senior2 dengan nada sandiwara seperti aktor amatir yang tidak lolos casting.
“iya nih,, kayaknya kalian disini cuma kebetulan yah, cuma nyasar gitu yah,,, jadi ngga serius ospeknya, terus datangnya telat!!! Hah…!!! Serius ngga sih kalian hah…!!!! Bentak senior1 dengan nada makin keras.
“serius kak…” jawabku dan ternyata memang cuma aku aja yang jawab. Lalu..
“ hey..!!! kamu!!! Keluar kamu dari barisan…!!” perintah senior1 dengan mengarahkan jari telunjuknya ke mukaku. Dan aku pun keluar barisan.
“siapa yang suruh kamu jawab…??!! Hah…!!!” senior1
“ngga ada kak..” aku.
“trus kenapa kamu jawab hah…!!!!”
“naluri kak, siapa juga yang suruh kakak buat nanya sambil bentak-bentak?? Ngga ada juga kan!!!” jawabku sedikit melawan.
“wah..wah..wah.. udah mulai berani kamu yah,,, mau jadi jagoan yah,, biar terkenal gitu,, cari perhatian,, biar diliatin sama maba yang lain gitu yah…!!!”senior2.
“ aku ngga bilang mau jadi jagoan kok, kakak yang bilang gitu kan bukan aku.” Jawabku
“wah… bener-bener nglawan kamu yah!!!” senior2 sambil berjalan mendekatiku.
“udah-udah… ngga usah di besar-besarin” kata senior1 sambil menarik tangan senior2 agar tidak mendekatiku, lalu mereka berbisik dan sepertinya merencanakan sesuatu yang pasti akan sangat tidak menyenangkan.